ARIS SANTOSO lahir di Blitar (Jatim), pada Januari 1962. Menyelesaikan studinya pada Jurusan Sejarah FIB UI (d/h FSUI). Tulisannya tentang tema militer muncul pertama kali pada harian Pelita, awal Oktober 1988, sebuah harian yang pada saat itu berafiliasi pada Golkar, setelah sebelumnya pada
PPP. Ada dua orang yang sangat berpengaruh atau berjasa pada penulis sehubungan minatnya pada isu militer: pertama adalah ayah angkatnya, seorang pamen CPM di masa Orde Lama; kedua adalah (Mas) Kartjono, Sekjen GMNI dekade 1960-an yang juga Direktur Pelaksana Sekretariat Bina Desa (1986–1998).
Sejak masih belia, penulis sudah terbiasa ngobrol ringan dengan ayah angkatnya soal tokoh-tokoh TNI. Informasi dari obrolan ringan tersebut kemudian menjadi pengetahuan awal dan terus tersimpan dalam memori penulis. Berikutnya adalah Mas Kartjono (meninggal Mei 1998), atasan langsung penulis
saat bekerja di Sekretariat Bina Desa (1990-1997), sebuah NGO yang dikenal memiliki kedekatan khusus dengan gerakan pro-demokrasi di masa Orde Baru. Mas Kartjono memberi keleluasan dan semangat pada penulis untuk terus menekuni isu militer selepas menyelesaikan tugas-tugas kelembagaan.
-
Merekam Derap Sepatu Lars: Kumpulan Catatan Politik Militer di Indonesia
Apakah benar semua kelompok militer bakal berjaya dalam panggung politik dengan segala privilegenya?