ARSHY M., perempuan berdarah Jawa yang lahir di penghujung tahun 1995. Selepas menyelesaikan pendidikan S-1 di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, ia
memutuskan untuk tetap di Kota Pelajar ini. Teman Duduk adalah buku keduanya yang berhasil diterbitkan setelah Ambivert—yang juga terbit pada tahun 2020
dan telah berhasil terjual lebih dari 1000 eksemplar dalam waktu kurang dari empat bulan. Karya-karyanya lahir dari ketertarikan pada membaca, bercerita, dan menerka-nerka perasaan orang-orang di sekitarnya. Ia bisa dijumpai dan disapa melalui Twitter: @mauliarshyd dan Instagram: @arshy_mentari.
-
Bearish and Bullish
Tak ada peringatan kematian atau ritual lainnya. Tahun-tahun berlalu, bersama dengan kepergian Aba yang mendekam di bui di pulau selatan Talu. Cerita duka itu dengan cepat dihempas oleh waktu. Kenzi, anak laki-laki di rumah itu, Mempertahankan kamar kakak perempuannya seperti sedia kala. Wangi parfum aroma cokelat yang manis masih memenuhi udara di ruangan, menempel pada seprai. Cat dinding dan benda-benda lainnya tertata dengan lekat wangi yang sama. Dia menjaga kamar itu agar tidak kehilangan kenangannya.
-
Teman Duduk
Kita ada di zaman mahalnya harga sebuah telinga. Mendengar dengan empati jadi pekerjaan sulit. Sekadar menjadi pendengar, akan diingat dengan cara yang berbeda. Ketika dunia tidak pernah mau berganti bicara, sibuk bersuara, pada akhirnya tidak ada yang merasa cukup dimengerti.