ESTER Lianawati adalah psikolog lulusan Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya Jakarta. Menyelesaikan pro gram S-2 pada Kajian Wanita dan Gender Universitas Indonesia.
Menetap di Prancis sejak 2012. Kesehariannya diisi dengan melakukan penelitian di Hypatia, Pusat Kajian Psikologi dan Feminisme. Ia juga aktif memberikan pen dampingan pada perempuan korban KDRT, pasangan dengan isu ketidaksetiaan dan pengkhianatan, serta perempuan migran.
Dari pengalaman para perempuan ini, ia belajar bahwa sesungguhnya ada “serigala betina” dalam setiap diri perempuan. Sambil terus melihat ke dalam dirinya sendiri sebagai perempuan, ia mencatatkan perenungan dan pemikirannya lewat tulisan. Sebagian di antaranya dapat dinikmati dalam buku ini.
-
Akhir Penjantanan Dunia:
Sudah saatnya kita membongkar persoalan patriarki dengan melihat perempuan dan laki-laki dalam model pendekatan relasional, tidak sendiri-sendiri. Kita tidak hanya perlu mengangkat pengalaman perempuan tetapi juga laki-laki yang satu sama lain tidak bisa dilepaskan. Keduanya bisa membebaskan diri dari ideologi ini, menemukan cara masing-masing untuk menjadi Subjek atas Diri. Percayalah, kita tidak membutuhkan objek untuk menjadi Subjek.
Revolusi feminin baru akan sungguh-sungguh terjadi jika ada revolusi maskulin!
-
Beauvoir Melintas Abad
Buku ini adalah sebuah biografi Simone de Beauvoir untuk mengantarkan kita pada filsafatnya yang membebaskan. Ia mengandung elemen-elemen utama yang kita perlukan untuk memahami filsafat ala Beauvoir. Kiranya ia juga menjadi sumber yang dapat dipercaya untuk mengenal Beauvoir. “Dapat dipercaya”, karena buku ini ditulis dengan upaya keras untuk menyajikan kehidupan yang sesungguhnya tentang Beauvoir, untuk tidak mengkhianati kebenaran, nilai yang sangat dijunjung Beauvoir.
-
Ada Serigala Betina dalam Diri Setiap Perempuan
Buku ini adalah perpaduan teori psikologi dan feminisme dengan hasil penyelidikan diri, dari mereka yang telah mempercayakan kisah hidupnya kepada saya, dan juga dari diri saya sendiri.Ya, psikolog yang bukunya tengah kamu baca ini adalah dia yang juga pernah menjadi perempuan naif, yang pernah punya kompleks, yang pernah terkungkung dalam nilai-nilai patriarkis.