Himas Nur, lahir di Semarang, 2 Desember 1995. Aktif menulis puisi, cerpen, dan esai. Beberapa karyanya mukim dalam antologi bersama, di antaranya Pengakuan (2018), 13 Perempuan Menanak Sajak (2019), Semarang Literary Triennale (2019), Membaca Pandemi Covid-19 (2020), Membunuh Binerisme Gender (2020) Narasi Perempuan dan Interseksionalitas: Politik, Hukum dan Ekonomi (2021), Membisikkan Bekal untuk Perjalanan yang Sangat Jauh: Pendekatan Feminis dalam Kerja Seni Budaya (2021), serta Kabar dari Angin (2022). Beberapa karya dan reportase tentang gender dan seksualitas terekam dalam Remotivi.or.id, Suarakita.org, Qbukatabu.org, Outzine Arus Pelangi, Pamflet.or.id, Konde.co, Queer Southeast Asia: A Literary Journal of Transgressive Art Folio Series, dan Projectmultatuli.org. Kini tengah tercatat sebagai mahasiswa Kajian Budaya dan Media, Sekolah Pascasarjana UGM.
-
Parade yang Tak Pernah Usai
Bagaimana bila konsep queer yang menolak keajegan kotak-kotak gender dan seksualitas dipadankan dengan pengembaraan dan penjelajahan terhadap suatu masa yang penuh rahasia, sekaligus hanya dapat didekati oleh imajinasi yang tak dibendung oleh batas-batas apapun? Temukan dalam buku ini.