Description
Dalam keluarga Jawa, orang tua adalah struktur objektif dominan sementara anak dianggap subjek belaka. Anak yang pada awalnya nir-nilai, kosong, kemudian diisi. Anak sama sekali belum memahami dunia, keluarga memahamkannya, jika bukan memaksanya untuk mengerti dunia dari sudut pandang tertentu. Praktik ini kemudian melahirkan “orang Jawa”, agar njawani, yang berarti berpikir dan bertindak secara Jawa.
Melalui anak, keluarga dapat mewariskan “kehidupan” dari generasi sebelumnya. Proses pewarisan tersebut berlangsung dalam jangka waktu yang lama—mulai dari subjek kosong hingga “benar-benar lepas” dari keluarganya. Di situ pula praktik kekuasaan keluarga berlangsung dan berulang, terus menerus mereproduksi subjek-subjek njawani. Sebuah kekuasaan yang memungkinkan orang tua untuk memaksakan kehendak serta membatasi kebebasan anak.
Reviews
There are no reviews yet.