Diskon +60% Cek!
Diskon!
Rp88.000 Harga aslinya adalah: Rp88.000.Rp70.400Harga saat ini adalah: Rp70.400.
Rp68.000 Harga aslinya adalah: Rp68.000.Rp34.000Harga saat ini adalah: Rp34.000.
Rp58.000 Harga aslinya adalah: Rp58.000.Rp40.600Harga saat ini adalah: Rp40.600.
Rp58.000 Harga aslinya adalah: Rp58.000.Rp29.000Harga saat ini adalah: Rp29.000.
Rp68.000 Harga aslinya adalah: Rp68.000.Rp47.600Harga saat ini adalah: Rp47.600.
Rp58.000 Harga aslinya adalah: Rp58.000.Rp29.000Harga saat ini adalah: Rp29.000.
Diskon terbaik minggu ini
Kamu dapat pantau diskon mingguan di sini
Super Seto
Merasa Dekat dengan Tuhan Itu Godaan yang Berat
Tidak Apa-Apa Sebab Kita Saling Cinta
Bapak Puisi, Ibu Novel, dan Kami Pembatas Buku
Jangan Pulang Jika Kamu Perempuan
Diary Teacher Keder
Diary Teacher Keder
Buku ini merangkum pengalaman konyol, bahagia, sedih si penulis sebagai seorang guru Sekolah Dasar. Interaksi-interaksi remeh yang kadang dikesampingkan dalam kehidupan menjadi pemikat kisah-kisah yang ditulis oleh Edot Herjunot dalam buku ini.
Sepanjang hidupnya, Katharina Stögmüller sudah kenyang dengan komentar-komentar yang secara “ajaib” dilontarkan orang-orang Indonesia pada umumnya. Terlahir sebagai anak blasteran Jawa-Austria dengan fisik yang lebih dominan ras Kaukasia-nya membuat banyak orang berpikir hidup Katharina “enak-enak” saja di Indonesia.
Sebagai kiai kampung, Gus Mut dan bapaknya, Kiai Kholil, berdakwah lewat obrolan Islam sehari-hari yang layak direnungkan. Bersama Fanshuri, Mas Is, dan warga lainnya, memahami Islam jadi jauh lebih sederhana dan terasa dekat.
Melalui buku ini penulis ingin berbagi cerita bahwa, tidak mengapa jika kita bukanlah orang tua yang sempurna untuk anak-anak. Kita juga tak mampu untuk memastikan apakah kelak anak-anak selalu mendapatkan yang terbaik sepanjang hidupnya. Namun kita memiliki kesempatan untuk meninggalkan kenangan baik bagi anak-anak kita. Sebuah kenangan yang dengan betah menghuni ruangan ingatan mereka.
Nuran Wibisono dalam buku ini ingin menunjukkan bahwa seorang laki-laki penyuka hair metal, boleh saja menangis dan tentu saja menjadi seorang pemasak yang handal. Dari cerita-cerita tentang makanan lezat di gang-gang kecil sampai eksperimen memasak yang ia lakukan ditorehkan dalam buku ini. Membacanya, akan membuatmu kelaparan.
Buku ini merupakan jawaban kecil dari beberapa kegelisahan perempuan muda atas tubuh mereka, yang bingung kenapa bagian tertentu dapat merasakan kedutan, atau mengapa vaginanya mengeluarkan cairan ketika terstimulasi. Kesannya memang remeh, tetapi pertanyaan-pertanyaan demikian turut menghantui perempuan dan membuat mereka gelisah akan diri sendiri.
Sebab Kita Semua Gila Seks tidak hadir sebagai bacaan serius nan ilmiah yang memaksa pembaca mengerutkan kening. Isinya pengalaman sehari-hari dari peristiwa yang enggan kita bicarakan tetapi sejatinya pernah atau akan kita kerjakan. Tak ada yang ditutupi atau dimanipulasi. Sebab kita semua, tak peduli latar belakang atau penampilan, membutuhkan seks. Mungkin juga menggilainya.
Buku ini menjelaskan bagaimana “sindrom gadis baik” menjebak perempuan dalam hubungan tidak baik, ciri hubungan toksik, ciri pasangan manipulatif, dan apa yang perlu dilakukan jika kamu tengah terjebak di sana. Selalu ingat ini, kamu berhak mendapat cinta yang sehat.
Lewat buku inilah Esthy secara rinci merekam hari-hari yang dilewatinya bersama Ken dan Uma. Tentang bagaimana khususnya Uma bertumbuh menjadi anak yang sangat bisa diandalkan dan pengertian.
Tori membahas semua hal tentang childfree: penyebab, pengaruh, dan argumen berdasarkan kisah orang-orang yang telah mantap memilihnya, juga kisah dirinya sendiri. Childfree & Happy adalah sebuah buku yang akan membuka mata kamu, jika saja kamu siap melihat kehidupan dari warna berbeda.
Kumpulan esai Mahfud Ikhwan ini membuktikan ilham bisa datang dari mana saja. Dari ayam, dapur, bonsai, jendela—nyaris apa pun, termasuk di dalamnya dari upaya yang hampir putus asa mencari ide itu sendiri.
Buku ini adalah sebentuk keberanian untuk membicarakan sisi pernikahan yang paling banyak dihindari. Ditulis oleh seorang divorcee muda sekaligus single parent yang memutuskan bercerai di usia relatif muda, 25 tahun. Berdasarkan peristiwa hidup yang telah ia lalui, dalam satu subbab tersendiri, Virly menekankan pentingnya pre-marriage talk bagi pasangan yang hendak menikah. Tujuannya jelas, agar setiap orang dapat mempersiapkan pernikahan sebaik mungkin demi bisa menikmati kehidupan pernikahan yang nyaman setelahnya.
Tulisan di buku ini merupakan bagian dari komunikasi terapeutik yang selama ini di praktikkan oleh penulisnya, yang berguna untuk membuka pintu pemecahan masalah dan mendorong setiap orang menuju jalan pemulihan. Sebab kita kerap mengalami masalah emosi, tetapi tidak pernah menyadarinya.
Peremajaan vagina bukan tradisi asing bagi perempuan Nusantara. Sejak masa kerajaan Hindu-Budha, secara turun-temurun para perempuan diajarkan untuk selalu merawat vaginanya agar peret, keset, sempit, dan wangi menggunakan ratus hingga rempah-rempah olahan lainnya. Zaman berkembang. Pada abad 20 perawatan vagina mulai dikenal secara luas dan populer. Galian Rapet, Galian Singset, Sari Rapet, Rapet Wangi, dan produk-produk sejenis yang dari namanya saja menampakkan citra utama yang ingin dibangun: demi vagina keset dan rapet, demi vagina “ideal”. Dalam kuasa patriarki, upaya-upaya itu lantas hanya ditujukan untuk memberi kepuasan bagi laki-laki sekaligus mengesampingkan seksualitas perempuan.
Buku ini menguraikan kompleksitas laki-laki dalam patriarki serta memberi jalan menuju pembebasan. Untuk menjadi laki-laki baru yang berkomitmen melawan segala bentuk dominasi dan penindasan serta mengutamakan dialog dan kompromi dalam menyelesaikan konflik, juga perbedaan.
Buku ini adalah perpaduan teori psikologi dan feminisme dengan hasil penyelidikan diri, dari mereka yang telah mempercayakan kisah hidupnya kepada saya, dan juga dari diri saya sendiri.Ya, psikolog yang bukunya tengah kamu baca ini adalah dia yang juga pernah menjadi perempuan naif, yang pernah punya kompleks, yang pernah terkungkung dalam nilai-nilai patriarkis.
Berbekal pengalaman sebagai jurnalis serta kecintaan pada perjalanan, Eko Rusdianto mengelilingi pulau di Indonesia Timur ini guna mengumpulkan cerita-cerita dari korban kekerasan masa lalu. Kisah anak-anak yang orang tuanya dibunuh sebab menolak perintah pindah agama dari pasukan Kahar Muzakkar, saksi hidup pembantaian Westerling, tapol 65 di kamp Moncongloe, konflik antaragama Poso, memori anak-anak curian Timor Leste yang dibawa ke Sulawesi oleh ABRI, juga pemeluk Nasrani yang menggunakan nama Islam demi menyelamatkan nyawanya. Kejahatan-kejahatan itu kebanyakan tidak terselesaikan. Korbannya kini menua, hanya dapat menceritakannya sebab harapan tampak tak lagi tersedia.
Buku ini ditulis seorang pengamat sekaligus praktisi pendidikan sepanjang 19 tahun. Ketekunannya memerhatikan sistem pendidikan di Indonesia—yang selalu terhubung dengan kebijakan negara dan hubungan politik antarinstitusi—memberi tahu kita alasan mengapa kualitas pendidikan tak kunjung bergerak maju secara berarti. Anak didik jadi korbannya. Tak hanya mengungkap penghambat sistem pendidikan, ia juga menuliskan pengalamannya mempraktikkan pedagogi alternatif di banyak kelas.
Jika Tuhan Maha Kasih dan Kuasa, kenapa Dia menimbulkan kesengsaraan pada manusia melalui pandemi korona? Jika sungguh-sungguh berkuasa, kenapa Dia tak segera melenyapkan penderitaan ini agar manusia hidup normal kembali?
Pertanyaan “skeptis” semacam ini sangatlah wajar, manusiawi. Tuhan tak akan marah karena pertanyaan-pertanyaan seperti itu. Saya kurang setuju manakala seseorang mengajukan pertanyaan yang berbau “protes” itu, lalu dihadapi dengan “hardikan”.