Diskon horaumumCek!
Diskon!
Rp88.000 Rp70.400
Rp68.000 Rp27.200
Rp88.000 Rp35.200
Rp68.000 Rp27.200
Rp78.000 Rp31.200
Rp88.000 Rp35.200
Diskon terbaik minggu ini
Kamu dapat pantau diskon mingguan di sini
Super Seto
Bearish and Bullish
Manusia Paling Dipuja di Seluruh Dunia
Melawan Nafsu Merusak Bumi
Kehidupan Setelah Jam 5 Sore
Cinta Bisa Menipis dan Rasa Sayang Bisa Habis
Buku kumpulan esai sepak bola karya Darmanto Simaepa.
Berbekal pengalaman sebagai jurnalis serta kecintaan pada perjalanan, Eko Rusdianto mengelilingi pulau di Indonesia Timur ini guna mengumpulkan cerita-cerita dari korban kekerasan masa lalu. Kisah anak-anak yang orang tuanya dibunuh sebab menolak perintah pindah agama dari pasukan Kahar Muzakkar, saksi hidup pembantaian Westerling, tapol 65 di kamp Moncongloe, konflik antaragama Poso, memori anak-anak curian Timor Leste yang dibawa ke Sulawesi oleh ABRI, juga pemeluk Nasrani yang menggunakan nama Islam demi menyelamatkan nyawanya. Kejahatan-kejahatan itu kebanyakan tidak terselesaikan. Korbannya kini menua, hanya dapat menceritakannya sebab harapan tampak tak lagi tersedia.
Buku ini mengajak kita menghayati pengembaraan, gagasan jernih, karya penting, dan dedikasi ulama-ulama dunia terhadap ilmu. Mereka senantiasa belajar sehingga terhindar dari kejumudan yang kerap mengarah pada pengerdilan pengetahuan dan pemampatan zaman. Mereka, ulama yang mencintai ilmu, adalah sebaik-baik penopang zaman.
Di buku ini, Amahl bercerita apa adanya. Dari jatuhnya dia begitu mengetahui statusnya, kemudian membawa kita menerawang ke masa lalunya, hingga pengharapannya akan masa yang akan datang. Buku ini bukan memelas belas kasih—sebaliknya, justru memanusiakan manusia Poz.
Ilya Sigma mengajak kita menjalankan sebuah kebiasaan yang sebenarnya bukan hal baru: menulis jurnal. Sebuah aktivitas sederhana yang kerap kali dipandang remeh oleh orang-orang tapi bermanfaat untuk menelusuri kedalaman diri kita sendiri.
Buku ini merangkum 25 esai jurnalisme naratif karya Oryza A. Wirawan dalam penugasannya sebagai wartawan. Temanya beragam. Sebagian besar tentang ragam persoalan di Jawa Timur yang menjadi wilayah liputan Oryza.
Di buku ini, kru Mojok dengan sengaja buka-bukaan mengenai pengalaman mereka membesarkan Mojok agar bisa dijadikan pelajaran (atau bahkan ketawaan) yang boleh direplikasi atau syukur-syukur sampai dimodifikasi.
Buku ini merupakan jawaban kecil dari beberapa kegelisahan perempuan muda atas tubuh mereka, yang bingung kenapa bagian tertentu dapat merasakan kedutan, atau mengapa vaginanya mengeluarkan cairan ketika terstimulasi. Kesannya memang remeh, tetapi pertanyaan-pertanyaan demikian turut menghantui perempuan dan membuat mereka gelisah akan diri sendiri.
Buku ini ditulis seorang pengamat sekaligus praktisi pendidikan sepanjang 19 tahun. Ketekunannya memerhatikan sistem pendidikan di Indonesia—yang selalu terhubung dengan kebijakan negara dan hubungan politik antarinstitusi—memberi tahu kita alasan mengapa kualitas pendidikan tak kunjung bergerak maju secara berarti. Anak didik jadi korbannya. Tak hanya mengungkap penghambat sistem pendidikan, ia juga menuliskan pengalamannya mempraktikkan pedagogi alternatif di banyak kelas.
Berbicara di publik atas kebenaran nilai yang coba dipegang adalah tindakan yang harus dilakukan.
Memasuki tahun ketiga kuliah, Unggun punya kecemasan yang akut. Sementara teman-teman lainnya punya ketakutan nanti kalau lulus kuliah mau kerja di mana, Unggun justru mengkhawatirkan eksistensinya di depan kawan-kawannya. Dia merasa tidak pernah dianggap benar-benar ada.
Peringatan: Kisah-kisah dalam buku ini mengandung bahasa Jawa.
Pada dasarnya para jenderal dalam sejarah ketentaraan Indonesia adalah manusia yang berpolitik juga. Banyak pembaca sejarah Indonesia mengetahui adanya perseturuan antarjenderal, yang biasa disebut “Perang Jenderal” atau “Perang Bintang.” Istilah terakhir tentu merujuk adanya bintang di pundak para jenderal.
Memang, sejak saat itu hidup saya banyak berubah. Prioritas hidup saya berganti. Ada banyak hal yang harus saya pikirkan dan rancang ulang. Selanjutnya, saat bulan Agustus berganti jadi September 2019, status saya pun kontan berganti. Saya beralih dari status pegawai kantoran menjadi pengurus domestik di rumah. Ada hal-hal yang tak bisa saya dapat lagi seperti sebelumnya. Saya tak bisa lagi leluasa bertemu kawan dan kenalan di luar rumah kapanpun saya mau. Buku ini merupakan kumpulan surat untuk anak dari seorang ayah yang memilih tinggal di rumah dan mengambil wilayah domestik dengan penuh sadar.
Mungkin, kamu mengira kalau lapen, minuman keras asal Jogja yang identik dengan oplosan dan telah bikin banyak nyawa meninggal itu adalah singkatan dari langsung penak atau langsung pening. Nyatanya, ini bukan seperti yang kebanyakan orang tahu. Sebutan tersebut muncul dari merek obat kuat yang kain spanduknya menempel di sebuah warung jamu.
Cerita di atas hanyalah satu dari sekian banyak fakta tentang Jogja yang dimuat di buku ini. Selain soal sejarah lapen, dibahas pula tentang Makam Banyusumurup, pemakaman bagi orang-orang yang dianggap musuh negara oleh Amangkurat I; daerah Pogung dengan labirinnya; maupun kisah sepotong sayap Olive Fried Chicken yang katanya sudah dinobatkan sebagai oleh-oleh khas Jogja.
Jika Tuhan Maha Kasih dan Kuasa, kenapa Dia menimbulkan kesengsaraan pada manusia melalui pandemi korona? Jika sungguh-sungguh berkuasa, kenapa Dia tak segera melenyapkan penderitaan ini agar manusia hidup normal kembali?
Pertanyaan “skeptis” semacam ini sangatlah wajar, manusiawi. Tuhan tak akan marah karena pertanyaan-pertanyaan seperti itu. Saya kurang setuju manakala seseorang mengajukan pertanyaan yang berbau “protes” itu, lalu dihadapi dengan “hardikan”.
Mungkin, pidato Presiden Sukarno tahun 1963, saat upacara penyematan Bintang Sakti kepada Mayor (saat itu) Benny, bersama prajurit lainnya yang terlibat dalam Operasi Trikora, bisa sedikit membantu member gambaran tentang Pak Benny. Bung Karno antara lain berkata: “Bunga mawar tidak mempropagandakan harum semerbaknya, dengan sendirinya harum semerbaknya itu tersebut di sekelilingnya. Pahlawan sejati tidak membanggakan kepahlawanannya.”
Menumis Itu Gampang Menulis Tidak
Rp78.000
Available:5
Sold: 0
Time remaining until the end of the offer.
In Stock
Kumpulan esai Mahfud Ikhwan ini membuktikan ilham bisa datang dari mana saja. Dari ayam, dapur, bonsai, jendela—nyaris apa pun, termasuk di dalamnya dari upaya yang hampir putus asa mencari ide itu sendiri.
Feminisme sebagai sebuah gerakan dan teori sosial memiliki sejarah panjang perkembangannya. Di tiap zaman dan gelombang, ia saling berdialog, mengritik, dan menciptakan arus-arus pemikiran baru yang berperang untuk membedah ketidakadilan gender yang ada hingga hari ini.
Buku ini menyoroti banyak sekali statement baik secara verbal maupun perilaku para penganut agama mayoritas di Indonesia, yang sangat bisa memancing pertikaian besar, juga rasa menggelitik di sisi lain. Pada dasarnya M. Zaid Su’di dalam buku ini hendak menegaskan bahwa tak ada agama yang selesai. Dalam artian, agama apapun yang dianut, jangan berhenti belajar, mencari tahu dan berdialog agar tidak terpenjara dalam satu pola pikir sempit. Sesuatu yang tampaknya sederhana, tapi nyatanya sulit sekali diwujudkan di negeri ini.
Madgeo: Ensiklopedia Nabati-Hewani Seadanya dan Semampunya
Rp78.000
Available:5
Sold: 0
Time remaining until the end of the offer.
In Stock
“Tak tandur pari, jebul tukule suket teki.” Yang lain tertipu politisi, Didi Kempot tertipu suket teki.