Description
Situasi lockdown mengingatkan Hendri Yulius Wijaya tentang pengalamannya tumbuh dewasa dengan keterbatasan tokoh panutan dan bahasa untuk menamai hasrat seksualitasnya. Untungnya, komik Sailor Moon, kaset Destiny’s Child, dan film horor Suzanna memberikan pelbagai imajinasi. Dan kemungkinan kreatif untuk menjadi sundal yang fabulous.
Dalam sehimpun puisi yang memadukan ragam bahasa binan, bahasa gaul, dan bahasa Inggris, juga nukilan budaya populer Indonesia dan mancanegara. Ia mendefinisikan queer sebagai sebuah praktik main-main penuh canda untuk menciptakan makna dan cara hidup alternatif di luar wacana dominan.
Mulai dari Desy Ratnasari, RuPaul, puyer Cap Kupu-Kupu, McDonald’s Sarinah, celana dalam GT Man, sampai bintang porno Jepang, Koh Masaki, kumpulan puisi ini mengajak kita semua untuk tertawa secara politis—bahwa perlawanan tak melulu harus tarik otot.
Reviews
There are no reviews yet.