Diskon +60% Cek!
Diskon!
Rp128.000 Harga aslinya adalah: Rp128.000.Rp78.000Harga saat ini adalah: Rp78.000.
Rp208.000 Harga aslinya adalah: Rp208.000.Rp170.000Harga saat ini adalah: Rp170.000.
Rp134.900 Harga aslinya adalah: Rp134.900.Rp100.000Harga saat ini adalah: Rp100.000.
Rp128.000 Harga aslinya adalah: Rp128.000.Rp100.000Harga saat ini adalah: Rp100.000.
Rp350.000 Harga aslinya adalah: Rp350.000.Rp100.000Harga saat ini adalah: Rp100.000.
Rp77.000 Harga aslinya adalah: Rp77.000.Rp52.000Harga saat ini adalah: Rp52.000.
Diskon terbaik minggu ini
Kamu dapat pantau diskon mingguan di sini
Cinta Tak Pernah Tepat Waktu edisi 20 Tahun (Hard Cover)
Demokrasi Para Perampok x Tshirt Tokoh [Edisi Bundling]
Bundling Merdeka dari Stigma Menstuasi
Bundling Sirkus Pernikahan
PAKET BLIND BOOK 100k 5 Judul
Mentalitet Korea Jalan Ksatria Komandan Bambang Pacul
1
Subtotal: Rp78.000
“Blok Pembangkang: Gerakan Anarkis di Indonesia 1999-2011” telah ditambahkan ke keranjang belanja Anda. Lihat keranjang
Buku Catatan untuk Calon Penulis
Buku Catatan untuk Calon Penulis adalah sebuah buku catatan dengan konsep yang unik. Sangat cocok untuk mereka yang tertarik untuk belajar menulis.
Buku ini adalah kumpulan catatan harian Gernatatiti, salah seorang fasilitator Sanggar Anak Alam (SALAM) jenjang SMA. Ia merekam dengan cukup detail bagaimana para remaja di SMA SALAM berproses menemukan ketertarikan mereka terhadap sesuatu hal dan mempelajarinya dengan proses riset yang mereka rancang sendiri kerangkanya. Semua tidak muncul secara tiba-tiba.
Agama memiliki kekuatan untuk mengubah manusia langsung dari tatanan batin mereka. Demikian pula agama Islam. Salah satu perubahan yang dapat Islam berikan adalah perubahan paradigma: Umat bisa belajar memandang dunia secara ekosentris, yakni pandangan yang tidak mengecilkan alam dan tidak memberi hak pada manusia untuk merusak alam, baik secara sadar atau tidak sadar.
Buku ini berisi cerita-cerita yang ditulis berdasarkan pengalaman dan hasil kontemplasi pribadi dari penulis. Ingin menjadikan semua cerita ini lebih dari sekadar cerita maka disusunlah keseluruhan cerita tersebut dalam satu kesatuan yang utuh, lengkap dengan visualisasinya.
Di abad ke-21 ini, pemerintah Indonesia punya ambisi untuk menjadi “negara berpendapatan tinggi”. Ambisi tersebut selambat-lambatnya hendak dicapai pada 2045, bertepatan dengan 100 tahun proklamasi kemerdekaan kita sebagai bangsa yang berdaulat. Boleh jadi, hal tersebut membanggakan kita semua. Namun, apakah ambisi ekonomi itu sungguh dapat terlaksana dengan mewujudkan kesejahteraan bagi tiap warga negara tak terkecuali? Apa artinya pembangunan bagi masa depan orang muda kita?
17 cerita pendek dalam buku ini menyajikan penjelajahan atas keberagaman tersebut dengan pendekatan yang kaya. Para penulis buku ini berasal dari berbagai latar belakang, seperti novelis, aktivis Queer, penerjemah, peneliti, dosen, guru, karyawan swasta, sineas, praktisi yoga, dan mahasiswa pasca sarjana. Mereka menulis ragam cerita mengangkat isu gender dan seksualitas-yang mencakup, tetapi tidak terbatas pada-lesbian, biseksual, gay, dan transgender (LGBT), melainkan juga pelbagai kemungkinan relasi identitas, dan keberadaan diri yang melampaui label-label tersebut.
Penulis novel ini, mencoba merekam segala situasi dari berbagai sudut, terutama dari sisi psikologis, tanpa tendensi untuk menjadikan novel ini sebagai kisah tentang keajaiban. Namun di sisi lain, kita akan diajak untuk menyelami setiap peristiwa sepakbola, dengan pendekatan dan cita rasa yang berbeda.
Ketika konsentrasi kepemilikan media meningkat, senjakala media cetak hampir tiba, tsunami hoax dan berita palsu muncul, gejala ketidakpercayaan terhadap media arus utama membesar, jurnalisme sedang berada dalam episode-episode menegangkan. Di buku ini, Rusdi Mathari membaca situasi tersebut dan mengajukan berbagai refleksi serta kritik.
Blok Pembangkang merekam kelompok dan afinitas yang muncul di berbagai momen penting. Di Indonesia, gerakan anarkisme tak benar-benar mati. Ia tumbuh, berganti generasi, sembari menunggu waktu bersemi kembali.
Berkenalanlah dengan mitos, sejarah, hingga tradisi Banten/Jawa Barat yang direkonstruksi dalam setiap cerpen di buku ini. Bertualanglah dalam kisah-kisah lampau dan terkini yang seluruhnya abadi dalam kata-kata.
Masih dengan gaya penulisannya yang khas, Ester Pandiangan membahas orgasme perempuan dengan ringan tetapi penuh keberanian. Ia begitu peka menyerap pengalaman dan kenyataan seputar seksualitas di sekitarnya, diimbangi referensi-referensi bertanggung jawab.
Ilya Sigma mengajak kita menjalankan sebuah kebiasaan yang sebenarnya bukan hal baru: menulis jurnal. Sebuah aktivitas sederhana yang kerap kali dipandang remeh oleh orang-orang tapi bermanfaat untuk menelusuri kedalaman diri kita sendiri.
Jika manusia menetap di beberapa tempat di bumi, lalu di mana Para Jin tinggal? Jin juga menyembah Tuhan. Tidak tahu ada berapa agama di sana. Dan, pastilah ada Iblis yang kabarnya dulu malaikat, kemudian berontak dan tidak lagi percaya kepada Tuhan. Iblis beranak-pinak dan jadi setan, akan disebut dengan nama lain, yang sangat berbeda, disesuaikan berdasarkan lokasi masing-masing daerah dan negri.
Buku ini menyoroti banyak sekali statement baik secara verbal maupun perilaku para penganut agama mayoritas di Indonesia, yang sangat bisa memancing pertikaian besar, juga rasa menggelitik di sisi lain. Pada dasarnya M. Zaid Su’di dalam buku ini hendak menegaskan bahwa tak ada agama yang selesai. Dalam artian, agama apapun yang dianut, jangan berhenti belajar, mencari tahu dan berdialog agar tidak terpenjara dalam satu pola pikir sempit. Sesuatu yang tampaknya sederhana, tapi nyatanya sulit sekali diwujudkan di negeri ini.
Buku ini berupaya melacak perkembangan ska di Jakarta secara umum. Membahas apa saja yang terjadi dalam skenanya dalam rentang waktu 1996-2006.
Di buku ini kita akan disuguhkan sudut pandang seorang mantan kru TV, kita bisa melihat bagaimana industri ini (khususnya di Indonesia) digerakkan dengan berbagai usaha yang bisa jadi titik diskusi baru untuk menjelaskan kenapa tayangan TV kita hadir seperti hari ini.
Tidak Apa-Apa Sebab Kita Saling Cinta adalah rekaman perjalanan cinta yang tumbuh sebagai proses belajar, sebagai memori tempat manusia tak kehabisan asah. Pada kisah yang akan kamu baca berikut, semoga kamu menemukan ketenangan yang serupa untuk menyelamatkan diri sendiri.
Si Kecil yang Terluka dalam Tubuh Orang Dewasa membicarakan dua tema besar yang hari ini kita butuhkan: inner child terluka dan toxic parenting. Dengan memadukan jurnal pribadi dan referensi ilmu psikologi, cerita-cerita di buku ini mampu menjadi cermin atas pengalaman kita sendiri. Mungkin kamu akan merasa sesak atau sedih saat membacanya karena ingatan atas luka masa kecilmu kembali terbayang di benak. Tapi percayalah, hanya dengan cara itu kita bisa membingkai ulang pengalaman kita lalu mengingatnya dengan cara lebih baik. Untuk menyembuhkan luka dalam diri, untuk menyembuhkan sebuah generasi.
Ada banyak tokoh menulis di buku ini. Ada banyak orang hebat diwawancarai di buku ini. Semua itu menunjukkan betapa luas daya jelajah Butet Kartaredjasa dalam dunia seni dan budaya di Indonesia. Hampir semua tulisan, memberikan perspektif yang unik, yang mungkin belum banyak diketahui publik.
Di buku ini, Amahl bercerita apa adanya. Dari jatuhnya dia begitu mengetahui statusnya, kemudian membawa kita menerawang ke masa lalunya, hingga pengharapannya akan masa yang akan datang. Buku ini bukan memelas belas kasih—sebaliknya, justru memanusiakan manusia Poz.