Diskon +60% Cek!
Diskon!
Rp134.900 Original price was: Rp134.900.Rp100.000Current price is: Rp100.000.
Rp128.000 Original price was: Rp128.000.Rp100.000Current price is: Rp100.000.
Rp350.000 Original price was: Rp350.000.Rp100.000Current price is: Rp100.000.
Rp88.000 Original price was: Rp88.000.Rp57.200Current price is: Rp57.200.
Rp68.000 Original price was: Rp68.000.Rp34.000Current price is: Rp34.000.
Rp58.000 Original price was: Rp58.000.Rp29.000Current price is: Rp29.000.
Diskon terbaik minggu ini
Kamu dapat pantau diskon mingguan di sini
Bundling Merdeka dari Stigma Menstuasi
Bundling Sirkus Pernikahan
PAKET BLIND BOOK 100k 5 Judul
Dongeng Negeri Bola
Merasa Dekat dengan Tuhan Itu Godaan yang Berat
Bapak Puisi, Ibu Novel, dan Kami Pembatas Buku
Kematian di dalam buku ini, bisa bermula, berakhir, dan hanya berdiam di tengah-tengah untuk disadari bersama kehadirannya. Awi Chin merajut cerita-cerita tentang beragam kematian dari orang-orang yang telah ditinggalkan dan akan meninggalkan. Dia seperti ingin mengatakan bahwa kematian adalah sumber mata air yang mengaliri kehidupan. Dia membiarkan ke-16 cerpennya mengalir ke mana pun yang mereka inginkan, namun bermuara pada kepulangan yang paling jujur. Maka dari itu, kita patut merayakannya!
Memang, sejak saat itu hidup saya banyak berubah. Prioritas hidup saya berganti. Ada banyak hal yang harus saya pikirkan dan rancang ulang. Selanjutnya, saat bulan Agustus berganti jadi September 2019, status saya pun kontan berganti. Saya beralih dari status pegawai kantoran menjadi pengurus domestik di rumah. Ada hal-hal yang tak bisa saya dapat lagi seperti sebelumnya. Saya tak bisa lagi leluasa bertemu kawan dan kenalan di luar rumah kapanpun saya mau. Buku ini merupakan kumpulan surat untuk anak dari seorang ayah yang memilih tinggal di rumah dan mengambil wilayah domestik dengan penuh sadar.
Ia tampak sangat siap untuk melakukan sesuatu yang baginya sungguh mewah: pergi. Benar-benar pergi. Bukan pergi seperti yang dilakukan Ayah sebelum ini. Ia tak paham mengapa Ayah selalu kembali lagi ke pondok itu pada sore hari setelah pergi pada pagi hari. Ia merasa berbeda dengan Ayah. Sekarang ia akan pergi untuk tidak kembali.
Ia pikir, kalau akhirnya kembali lagi ke pondok itu, mengapa ia harus pergi?
Dalam bermain aset, selalu ada kemungkinan baik yang ditunggu sebagian orang, yaitu harga menanjak ke arah Bullish. Namun, jika yang terjadi adalah sebaliknya, kita tidak pernah tahu sampai mana harga aset kita akan turun. Di hadapan grafik yang membentuk bearish, akhiri saja sampai di mana batas toleransimu terhadap kerugian. Redira Kenzi memahami betul prinsip tersebut. Untuk itulah, ia rela membuka lagi luka lamanya demi mencari tahu alasan kematian kakak semata wayangnya.
Buku ini membahas budaya selebriti sebagai efek diskursif, komoditas yang dikonsumsi, sebuah industri, hingga relasi sosial yang terbentuk antara penggemar dengan selebriti. Semua hal yang pada satu titik membuat skandal tampak lebih penting ketimbang kebijakan politik. Sebuah kajian budaya populer yang kita butuhkan untuk melihat zaman dengan lebih terang.
Partisipasi mandek, aspirasi seret. Dalam banyak hal, legislasi menjadi proses ugal-ugalan. Semua dibuat berdasarkan keinginan dan kepentingan terbatas, tidak untuk publik luas. Kepentingan publik dinafikan. la adalah petaka legislasi yang disambut riuh oligarki. Kini kita mudah menemukan betapa negara menjauh dari perumusan politik hukum yang seharusnya. Kebijakan publik dalam bentuk UU yang dibangun berbasiskan paradigma yang pas nyaris punah. Jika bukan lahir karena kepentingan, ia biasanya lahir dari pragmatisme peraturan.
Mungkin, kamu mengira kalau lapen, minuman keras asal Jogja yang identik dengan oplosan dan telah bikin banyak nyawa meninggal itu adalah singkatan dari langsung penak atau langsung pening. Nyatanya, ini bukan seperti yang kebanyakan orang tahu. Sebutan tersebut muncul dari merek obat kuat yang kain spanduknya menempel di sebuah warung jamu.
Cerita di atas hanyalah satu dari sekian banyak fakta tentang Jogja yang dimuat di buku ini. Selain soal sejarah lapen, dibahas pula tentang Makam Banyusumurup, pemakaman bagi orang-orang yang dianggap musuh negara oleh Amangkurat I; daerah Pogung dengan labirinnya; maupun kisah sepotong sayap Olive Fried Chicken yang katanya sudah dinobatkan sebagai oleh-oleh khas Jogja.
Duka itu mirip seperti lemon, asam kalau dimakan sendiri. Tapi kalau kita bisa mengolahnya, mengambil waktu dan energi dan sedikit sabar dalam prosesnya, tahu apa saja bahan-bahan penyerta yang diperlukan, berani untuk melewati trial and error, lemon bisa berubah menjadi hidangan yang menyenangkan panca indra seperti lemon cake ini. Dan mungkin juga lemon cake ini pada akhirnya bisa dijual dan mungkin orang lain yang juga sedang bingung mau berbuat apa dengan “lemon-lemon” di hidup mereka bisa mendapat inspirasi untuk mengolahnya menjadi lemon cake mereka sendiri.
Buku ini adalah kumpulan catatan harian Gernatatiti, salah seorang fasilitator Sanggar Anak Alam (SALAM) jenjang SMA. Ia merekam dengan cukup detail bagaimana para remaja di SMA SALAM berproses menemukan ketertarikan mereka terhadap sesuatu hal dan mempelajarinya dengan proses riset yang mereka rancang sendiri kerangkanya. Semua tidak muncul secara tiba-tiba.
Agama memiliki kekuatan untuk mengubah manusia langsung dari tatanan batin mereka. Demikian pula agama Islam. Salah satu perubahan yang dapat Islam berikan adalah perubahan paradigma: Umat bisa belajar memandang dunia secara ekosentris, yakni pandangan yang tidak mengecilkan alam dan tidak memberi hak pada manusia untuk merusak alam, baik secara sadar atau tidak sadar.
Buku ini berisi cerita-cerita yang ditulis berdasarkan pengalaman dan hasil kontemplasi pribadi dari penulis. Ingin menjadikan semua cerita ini lebih dari sekadar cerita maka disusunlah keseluruhan cerita tersebut dalam satu kesatuan yang utuh, lengkap dengan visualisasinya.
Di abad ke-21 ini, pemerintah Indonesia punya ambisi untuk menjadi “negara berpendapatan tinggi”. Ambisi tersebut selambat-lambatnya hendak dicapai pada 2045, bertepatan dengan 100 tahun proklamasi kemerdekaan kita sebagai bangsa yang berdaulat. Boleh jadi, hal tersebut membanggakan kita semua. Namun, apakah ambisi ekonomi itu sungguh dapat terlaksana dengan mewujudkan kesejahteraan bagi tiap warga negara tak terkecuali? Apa artinya pembangunan bagi masa depan orang muda kita?
17 cerita pendek dalam buku ini menyajikan penjelajahan atas keberagaman tersebut dengan pendekatan yang kaya. Para penulis buku ini berasal dari berbagai latar belakang, seperti novelis, aktivis Queer, penerjemah, peneliti, dosen, guru, karyawan swasta, sineas, praktisi yoga, dan mahasiswa pasca sarjana. Mereka menulis ragam cerita mengangkat isu gender dan seksualitas-yang mencakup, tetapi tidak terbatas pada-lesbian, biseksual, gay, dan transgender (LGBT), melainkan juga pelbagai kemungkinan relasi identitas, dan keberadaan diri yang melampaui label-label tersebut.
Penulis novel ini, mencoba merekam segala situasi dari berbagai sudut, terutama dari sisi psikologis, tanpa tendensi untuk menjadikan novel ini sebagai kisah tentang keajaiban. Namun di sisi lain, kita akan diajak untuk menyelami setiap peristiwa sepakbola, dengan pendekatan dan cita rasa yang berbeda.
Ketika konsentrasi kepemilikan media meningkat, senjakala media cetak hampir tiba, tsunami hoax dan berita palsu muncul, gejala ketidakpercayaan terhadap media arus utama membesar, jurnalisme sedang berada dalam episode-episode menegangkan. Di buku ini, Rusdi Mathari membaca situasi tersebut dan mengajukan berbagai refleksi serta kritik.
Blok Pembangkang merekam kelompok dan afinitas yang muncul di berbagai momen penting. Di Indonesia, gerakan anarkisme tak benar-benar mati. Ia tumbuh, berganti generasi, sembari menunggu waktu bersemi kembali.
Berkenalanlah dengan mitos, sejarah, hingga tradisi Banten/Jawa Barat yang direkonstruksi dalam setiap cerpen di buku ini. Bertualanglah dalam kisah-kisah lampau dan terkini yang seluruhnya abadi dalam kata-kata.
Masih dengan gaya penulisannya yang khas, Ester Pandiangan membahas orgasme perempuan dengan ringan tetapi penuh keberanian. Ia begitu peka menyerap pengalaman dan kenyataan seputar seksualitas di sekitarnya, diimbangi referensi-referensi bertanggung jawab.
Ilya Sigma mengajak kita menjalankan sebuah kebiasaan yang sebenarnya bukan hal baru: menulis jurnal. Sebuah aktivitas sederhana yang kerap kali dipandang remeh oleh orang-orang tapi bermanfaat untuk menelusuri kedalaman diri kita sendiri.