Diskon +60% Cek!
Diskon!
Rp128.000 Harga aslinya adalah: Rp128.000.Rp78.000Harga saat ini adalah: Rp78.000.
Rp208.000 Harga aslinya adalah: Rp208.000.Rp170.000Harga saat ini adalah: Rp170.000.
Rp134.900 Harga aslinya adalah: Rp134.900.Rp100.000Harga saat ini adalah: Rp100.000.
Rp128.000 Harga aslinya adalah: Rp128.000.Rp100.000Harga saat ini adalah: Rp100.000.
Rp350.000 Harga aslinya adalah: Rp350.000.Rp100.000Harga saat ini adalah: Rp100.000.
Rp77.000 Harga aslinya adalah: Rp77.000.Rp52.000Harga saat ini adalah: Rp52.000.
Diskon terbaik minggu ini
Kamu dapat pantau diskon mingguan di sini
Cinta Tak Pernah Tepat Waktu edisi 20 Tahun (Hard Cover)
Demokrasi Para Perampok x Tshirt Tokoh [Edisi Bundling]
Bundling Merdeka dari Stigma Menstuasi
Bundling Sirkus Pernikahan
PAKET BLIND BOOK 100k 5 Judul
Mentalitet Korea Jalan Ksatria Komandan Bambang Pacul
“Di Tepian Itu” telah ditambahkan ke keranjang belanja Anda. Lihat keranjang
Apa yang membuat hubungan romantis bahagia jika gelora cinta tidak dapat bertahan selamanya? Bagaimana cara merawat hubungan agar tidak ada jarak di antara pasangan? Apa yang membuat seseorang menerima kita meski tidak sempurna?
Kita sering merasa takut untuk memulai kisah cinta baru, luka dan kecewa dari masa Ialu masih membayangi dan membuat kita ragu untuk melangkah. Tidak heran kalau sekarang kita masih butuh waktu untuk diyakinkan dan tidak sembarang menerima orang baru. Itu normal kok, sebab dalam hidup manusia akan selalu berusaha menghindari rasa sakit. Meski demikian, kita perlu meyakinkan diri sendiri bahwa kita menarik, berharga, dan layak mendapatkan cinta baru.
Sebuah cara untuk membantu istri menyederhanakan cerita, menengarai, dan memahami apa yang terjadi di luar rumah maupun dalam kehidupan kami berdua. Juga sebuah cara bagi kami untuk membuka obrolan dan terkadang menyimpulkan hasil obrolan. The least I can do dan kemungkinan secara instingtif “a labour of love” untuk seseorang yang sudah lebih seperempat abad setia menemani naik turun kehidupan ini.
Dongeng Negeri Bola
Sepak bola rupanya tidak pernah benar-benar bisa subur dalam langgam hidup yang begitu santai. Oksigen sepak bola adalah ketika dada masih membuncah
dengan energi untuk menaklukkan dunia. Oksigen sepak bola adalah suasana ketika tuntutan bertahan hidup masih menjadi prioritas utama.
Tidak perlu menggantungkan harapan pada pasangan. Dirimulah yang harus betul-betul kamu persiapkan untuk menghadapi segala kemungkinan yang bisa terjadi dalam pernikahan.
Usai pecah peristiwa ’65, mahasiswa ikatan dinas asal Indonesia yang belajar di luar negeri mengalami kesulitan besar. Tidak saja sulit mengakses informasi ihwal perubahan ekstrem di negaranya, tapi belakangan juga kehilangan kewarganegaraan karena menolak sebuah rezim baru. Penuh ketidakpastian, generasi emas yang seharusnya dapat kembali ke tanah air dan mengontribusikan ilmu mereka, harus bertahan hidup dengan cara apa saja yang memungkinkan.
Hekate kehilangan ayah, ibu, dan adiknya dalam episode-episode kecil yang menjadi bagian dari riwayat panjang perang antara manusia dan nyamuk. Maka, ia mengambil pekerjaan sebagai awak pembasmi nyamuk—hanya itu yang bisa ia pancangkan sebagai tujuan hidupnya. Namun, pertemuan dengan Panuluh, seorang peneliti nyamuk yang cemerlang, mengubah arah hidupnya. Di mana pun di dunia ini, perempuan yang terlibat dengan pemuda memesona tapi seksis sesungguhnya harus waspada.
Buku ini adalah sebuah perayaan atas kehidupan perempuan. Joanne Shita menulis pandangannya terhadap dunia saat dipenuhi kesulitan yang menyesakkan. Semua sakit hati yang dirasakan manusia layak dibalas dengan kesuksesan. Meski berjalan pelan-pelan, kita pasti dinantikan oleh sesuatu yang bersinar di ujung sana: kebahagiaan.
Buku ini mengisahkan anak-anak yang pada satu babak hidup menghadapi persoalan seksualitas dan kesehatan reproduksi. Sesuatu yang seharusnya tak pernah terjadi jika hak-hak mereka telah dipenuhi, dilindungi. Kini mereka hidup sebagai penyintas, sebagian masih memperjuangkan hak-haknya. Mereka pun berkenan untuk membagikan kisah mereka dengan harapan kejadian serupa tidak terulang. Terima kasih kepada mereka yang masih bertahan dan terus berjuang.
Buku ini mengisahkan anak-anak yang pada satu babak hidup menghadapi persoalan seksualitas dan kesehatan reproduksi. Sesuatu yang seharusnya tak pernah terjadi jika hak-hak mereka telah dipenuhi, dilindungi. Kini mereka hidup sebagai penyintas, sebagian masih memperjuangkan hak-haknya. Mereka pun berkenan untuk membagikan kisah mereka dengan harapan kejadian serupa tidak terulang. Terima kasih kepada mereka yang masih bertahan dan terus berjuang.
Kematian di dalam buku ini, bisa bermula, berakhir, dan hanya berdiam di tengah-tengah untuk disadari bersama kehadirannya. Awi Chin merajut cerita-cerita tentang beragam kematian dari orang-orang yang telah ditinggalkan dan akan meninggalkan. Dia seperti ingin mengatakan bahwa kematian adalah sumber mata air yang mengaliri kehidupan. Dia membiarkan ke-16 cerpennya mengalir ke mana pun yang mereka inginkan, namun bermuara pada kepulangan yang paling jujur. Maka dari itu, kita patut merayakannya!
Memang, sejak saat itu hidup saya banyak berubah. Prioritas hidup saya berganti. Ada banyak hal yang harus saya pikirkan dan rancang ulang. Selanjutnya, saat bulan Agustus berganti jadi September 2019, status saya pun kontan berganti. Saya beralih dari status pegawai kantoran menjadi pengurus domestik di rumah. Ada hal-hal yang tak bisa saya dapat lagi seperti sebelumnya. Saya tak bisa lagi leluasa bertemu kawan dan kenalan di luar rumah kapanpun saya mau. Buku ini merupakan kumpulan surat untuk anak dari seorang ayah yang memilih tinggal di rumah dan mengambil wilayah domestik dengan penuh sadar.
Ia tampak sangat siap untuk melakukan sesuatu yang baginya sungguh mewah: pergi. Benar-benar pergi. Bukan pergi seperti yang dilakukan Ayah sebelum ini. Ia tak paham mengapa Ayah selalu kembali lagi ke pondok itu pada sore hari setelah pergi pada pagi hari. Ia merasa berbeda dengan Ayah. Sekarang ia akan pergi untuk tidak kembali.
Ia pikir, kalau akhirnya kembali lagi ke pondok itu, mengapa ia harus pergi?
Dalam bermain aset, selalu ada kemungkinan baik yang ditunggu sebagian orang, yaitu harga menanjak ke arah Bullish. Namun, jika yang terjadi adalah sebaliknya, kita tidak pernah tahu sampai mana harga aset kita akan turun. Di hadapan grafik yang membentuk bearish, akhiri saja sampai di mana batas toleransimu terhadap kerugian. Redira Kenzi memahami betul prinsip tersebut. Untuk itulah, ia rela membuka lagi luka lamanya demi mencari tahu alasan kematian kakak semata wayangnya.
Buku ini membahas budaya selebriti sebagai efek diskursif, komoditas yang dikonsumsi, sebuah industri, hingga relasi sosial yang terbentuk antara penggemar dengan selebriti. Semua hal yang pada satu titik membuat skandal tampak lebih penting ketimbang kebijakan politik. Sebuah kajian budaya populer yang kita butuhkan untuk melihat zaman dengan lebih terang.
Partisipasi mandek, aspirasi seret. Dalam banyak hal, legislasi menjadi proses ugal-ugalan. Semua dibuat berdasarkan keinginan dan kepentingan terbatas, tidak untuk publik luas. Kepentingan publik dinafikan. la adalah petaka legislasi yang disambut riuh oligarki. Kini kita mudah menemukan betapa negara menjauh dari perumusan politik hukum yang seharusnya. Kebijakan publik dalam bentuk UU yang dibangun berbasiskan paradigma yang pas nyaris punah. Jika bukan lahir karena kepentingan, ia biasanya lahir dari pragmatisme peraturan.
Mungkin, kamu mengira kalau lapen, minuman keras asal Jogja yang identik dengan oplosan dan telah bikin banyak nyawa meninggal itu adalah singkatan dari langsung penak atau langsung pening. Nyatanya, ini bukan seperti yang kebanyakan orang tahu. Sebutan tersebut muncul dari merek obat kuat yang kain spanduknya menempel di sebuah warung jamu.
Cerita di atas hanyalah satu dari sekian banyak fakta tentang Jogja yang dimuat di buku ini. Selain soal sejarah lapen, dibahas pula tentang Makam Banyusumurup, pemakaman bagi orang-orang yang dianggap musuh negara oleh Amangkurat I; daerah Pogung dengan labirinnya; maupun kisah sepotong sayap Olive Fried Chicken yang katanya sudah dinobatkan sebagai oleh-oleh khas Jogja.
Duka itu mirip seperti lemon, asam kalau dimakan sendiri. Tapi kalau kita bisa mengolahnya, mengambil waktu dan energi dan sedikit sabar dalam prosesnya, tahu apa saja bahan-bahan penyerta yang diperlukan, berani untuk melewati trial and error, lemon bisa berubah menjadi hidangan yang menyenangkan panca indra seperti lemon cake ini. Dan mungkin juga lemon cake ini pada akhirnya bisa dijual dan mungkin orang lain yang juga sedang bingung mau berbuat apa dengan “lemon-lemon” di hidup mereka bisa mendapat inspirasi untuk mengolahnya menjadi lemon cake mereka sendiri.