Diskon +60% Cek!
Diskon!
Rp88.000 Harga aslinya adalah: Rp88.000.Rp74.800Harga saat ini adalah: Rp74.800.
Rp200.000 Harga aslinya adalah: Rp200.000.Rp198.000Harga saat ini adalah: Rp198.000.
Rp208.000 Harga aslinya adalah: Rp208.000.Rp170.000Harga saat ini adalah: Rp170.000.
Rp134.900 Harga aslinya adalah: Rp134.900.Rp100.000Harga saat ini adalah: Rp100.000.
Rp128.000 Harga aslinya adalah: Rp128.000.Rp100.000Harga saat ini adalah: Rp100.000.
Rp350.000 Harga aslinya adalah: Rp350.000.Rp100.000Harga saat ini adalah: Rp100.000.
Diskon terbaik minggu ini
Kamu dapat pantau diskon mingguan di sini
Sekolah Bisa Semerdeka Ini: Narasi Warga Komunitas Sanggar Anak Alam
Kronik Otoritarianisme Indonesia: Dinamika 80 Tahun Ketatanegaraan Indonesia
Demokrasi Para Perampok x Tshirt Tokoh [Edisi Bundling]
Bundling Merdeka dari Stigma Menstuasi
Bundling Sirkus Pernikahan
PAKET BLIND BOOK 100k 5 Judul
Tidak Apa-Apa Sebab Kita Saling Cinta adalah rekaman perjalanan cinta yang tumbuh sebagai proses belajar, sebagai memori tempat manusia tak kehabisan asah. Pada kisah yang akan kamu baca berikut, semoga kamu menemukan ketenangan yang serupa untuk menyelamatkan diri sendiri.
Si Kecil yang Terluka dalam Tubuh Orang Dewasa membicarakan dua tema besar yang hari ini kita butuhkan: inner child terluka dan toxic parenting. Dengan memadukan jurnal pribadi dan referensi ilmu psikologi, cerita-cerita di buku ini mampu menjadi cermin atas pengalaman kita sendiri. Mungkin kamu akan merasa sesak atau sedih saat membacanya karena ingatan atas luka masa kecilmu kembali terbayang di benak. Tapi percayalah, hanya dengan cara itu kita bisa membingkai ulang pengalaman kita lalu mengingatnya dengan cara lebih baik. Untuk menyembuhkan luka dalam diri, untuk menyembuhkan sebuah generasi.
Ada banyak tokoh menulis di buku ini. Ada banyak orang hebat diwawancarai di buku ini. Semua itu menunjukkan betapa luas daya jelajah Butet Kartaredjasa dalam dunia seni dan budaya di Indonesia. Hampir semua tulisan, memberikan perspektif yang unik, yang mungkin belum banyak diketahui publik.
Di buku ini, Amahl bercerita apa adanya. Dari jatuhnya dia begitu mengetahui statusnya, kemudian membawa kita menerawang ke masa lalunya, hingga pengharapannya akan masa yang akan datang. Buku ini bukan memelas belas kasih—sebaliknya, justru memanusiakan manusia Poz.
Dalam debutnya ini, Asri Pratiwi Wulandari menyajikan 11 cerita tentang para penghuni Gang Mawar yang misterius dan kelam, dengan sisa-sisa harapan yang terus bertumbuh. Sebuah semesta kecil yang begitu kompleks. Kompleksitas ceritanya menusuk persis di jantung tatanan hidup yang sudah sangat cis-heteropatriarkis.
Bapak Puisi, Ibu Novel, dan Kami Pembatas Buku
Ibnu Wicaksono dalam buku pertamanya ini menulis cerita-cerita yang jika dibaca dengan teliti membawa isu yang besar, tapi diceritakan dengan bahasa yang lugas dan penuh perenungan. Buku ini berisi 13 cerpen.
Mengambil sudut pandangnya sendiri sebagaia penyintas gangguan kecemasan, Tenni Purwanti mengurai dengan detail bagaimana prosesnya menyadari dan mencari bantuan atas masalah kesehatan mental yang ia hadapi. Penulisan yang personal tapi jauh dari dramatisasi.
Riyana Rizki memulai debutnya dengan menyajikan 12 cerita pendek terpilih yang bertalian kuat dengan beragam dongeng, legenda, ataupun cerita rakyat. Cerita-cerita tersebut jauh dari janji happily ever after (bahagia selama-lamanya). Justru sebaliknya, sebagian besar menyimpan amarah, luka, dan perlawanan.
Bagaimana penciptaan dan perubahan makna hoaks dari momen-momen penting yang menandainya? Siapa saja aktor penting yang membentuk hoaks dalam sepuluh tahun terakhir? Bagaimana pesan berantai berisi ancaman santet membuat geger masyarakat? Masih ingat kicauan @TrioMacan2000? Apa agenda ekonomi-politik di balik ramainya industri pemengaruh dan pendengung?
Dalam keluarga Jawa, orang tua adalah struktur objektif dominan sementara anak dianggap subjek belaka. Anak yang pada awalnya nir-nilai, kosong, kemudian diisi. Anak sama sekali belum memahami dunia, keluarga memahamkannya, jika bukan memaksanya untuk mengerti dunia dari sudut pandang tertentu. Praktik ini kemudian melahirkan “orang Jawa”, agar njawani, yang berarti berpikir dan bertindak secara Jawa.
Dalam buku ini, Alexander Arie menarasikan pengalaman hidup seorang Katolik dalam semesta keindonesiaan yang begitu luas. Ia lahir dan tumbuh hingga remaja di Bukittinggi, Sumatera Barat. Kota yang penganut Katolik-nya sangat sedikit. Tumbuh sebagai minoritas, nyatanya memberi pengalaman penting, baik tentang bagaimana ia menghayati kepercayaannya maupun mengaplikasikannya dalam kondisi hidup yang sangat beragam.
“Dalam buku ini, Kresna menjalankan hati nurani jurnalisme dengan melayani subjek yang ditindas oleh sistem yang melanggengkan pembohongan dan kejahatan hukum. Ia juga menyuarakan kaum [di]marginal[kan] guna menuntut tanggung jawab negara. Narasinya mengusung keberpihakan untuk mengawasi kekuasaan yang sarat manipulasi. Sebuah karya yang berani.”
— Fahri Salam, Editor
Buku ini adalah sebuah biografi Simone de Beauvoir untuk mengantarkan kita pada filsafatnya yang membebaskan. Ia mengandung elemen-elemen utama yang kita perlukan untuk memahami filsafat ala Beauvoir. Kiranya ia juga menjadi sumber yang dapat dipercaya untuk mengenal Beauvoir. “Dapat dipercaya”, karena buku ini ditulis dengan upaya keras untuk menyajikan kehidupan yang sesungguhnya tentang Beauvoir, untuk tidak mengkhianati kebenaran, nilai yang sangat dijunjung Beauvoir.
Para kontributor buku ini berasal dari berbagai kalangan dan latar belakang, seperti aktivis LGBT dan HIV/AIDS, psikolog, guru, dosen, akademisi, mahasiswa doktoral, penulis, peneliti, dan karyawan swasta. Mereka semua membawa keberagaman pengalaman, serta pengamatan personal yang memperkaya dan memperluas makna “queer” dalam konteks Indonesia.
Bersama Sissy, Adrian, Firman, dan Yoga, hidup Jaya jadi lebih berwarna. Kalau tadinya dia cuma dikenal sebagai cowok baik-baik, kali ini dia bisa punya persona lain: cowok baik-baik yang sedang pelan-pelan memahami dirinya sendiri.
Rimba, hutan, sebagaimana yang Anda ketahui, memang sumber hidup banyak orang, namun juga ia sumber persoalan beberapa dekade belakangan. Pemodal-pemodal gendut menanamkan modal untuk mengambil alih hutan, mengisinya dengan komoditas baru yang siap bersaing di pasar global, dunia bisnis menamainya sebagai hutan tanaman industri.
Buku ini merangkum pengalaman konyol, bahagia, sedih si penulis sebagai seorang guru Sekolah Dasar. Interaksi-interaksi remeh yang kadang dikesampingkan dalam kehidupan menjadi pemikat kisah-kisah yang ditulis oleh Edot Herjunot dalam buku ini.
Sepanjang hidupnya, Katharina Stögmüller sudah kenyang dengan komentar-komentar yang secara “ajaib” dilontarkan orang-orang Indonesia pada umumnya. Terlahir sebagai anak blasteran Jawa-Austria dengan fisik yang lebih dominan ras Kaukasia-nya membuat banyak orang berpikir hidup Katharina “enak-enak” saja di Indonesia.
Inti pembahasan buku ini, mencari sudut pandang lain mengenai tujuan dan kegagalan agar kita bisa menjalani hidup dengan pemahaman lebih dalam. Buku ini menawarkan satu hal: ruang berpikir yang kebanyakan orang lewatkan.
Cerita-cerita pendek dalam buku ini menggambarkan betapa banyaknya manusia modern harus menjalani kehidupan penuh rahasia dan kepalsuan. Rahasia-rahasia itu dapat disimpan di mana saja, kebohongan-kebohongan itu dapat terjadi di mana saja, dapat dilakukan oleh siapa saja, tak terkecuali orang-orang terdekat kita. Lantas, bagaimana jika kebohongan itu sengaja kita ciptakan sendiri untuk bertahan di bawah tekanan? Bagaimana jika rahasia itu selamanya akan tetap menjadi rahasia?
Sebagai kiai kampung, Gus Mut dan bapaknya, Kiai Kholil, berdakwah lewat obrolan Islam sehari-hari yang layak direnungkan. Bersama Fanshuri, Mas Is, dan warga lainnya, memahami Islam jadi jauh lebih sederhana dan terasa dekat.
Melalui buku ini penulis ingin berbagi cerita bahwa, tidak mengapa jika kita bukanlah orang tua yang sempurna untuk anak-anak. Kita juga tak mampu untuk memastikan apakah kelak anak-anak selalu mendapatkan yang terbaik sepanjang hidupnya. Namun kita memiliki kesempatan untuk meninggalkan kenangan baik bagi anak-anak kita. Sebuah kenangan yang dengan betah menghuni ruangan ingatan mereka.
Nuran Wibisono dalam buku ini ingin menunjukkan bahwa seorang laki-laki penyuka hair metal, boleh saja menangis dan tentu saja menjadi seorang pemasak yang handal. Dari cerita-cerita tentang makanan lezat di gang-gang kecil sampai eksperimen memasak yang ia lakukan ditorehkan dalam buku ini. Membacanya, akan membuatmu kelaparan.
Buku ini merupakan jawaban kecil dari beberapa kegelisahan perempuan muda atas tubuh mereka, yang bingung kenapa bagian tertentu dapat merasakan kedutan, atau mengapa vaginanya mengeluarkan cairan ketika terstimulasi. Kesannya memang remeh, tetapi pertanyaan-pertanyaan demikian turut menghantui perempuan dan membuat mereka gelisah akan diri sendiri.
Sebab Kita Semua Gila Seks tidak hadir sebagai bacaan serius nan ilmiah yang memaksa pembaca mengerutkan kening. Isinya pengalaman sehari-hari dari peristiwa yang enggan kita bicarakan tetapi sejatinya pernah atau akan kita kerjakan. Tak ada yang ditutupi atau dimanipulasi. Sebab kita semua, tak peduli latar belakang atau penampilan, membutuhkan seks. Mungkin juga menggilainya.
Buku ini berisi surat-surat yang ditulis untuk mantan kekasih, buku terbaru Arman Dhani ini mengajarkan kita bahwa emosi manusia seluruhnya adalah valid dan patut didengar. Kita mungkin merasa ingin menolak kenyataan, marah, atau menyalahkan diri sendiri, dan itu bukan hal yang tabu. Seluruhnya perlu waktu dan kekuatan hingga kita berhasil berjalan melaluinya.
Buku ini menjelaskan bagaimana “sindrom gadis baik” menjebak perempuan dalam hubungan tidak baik, ciri hubungan toksik, ciri pasangan manipulatif, dan apa yang perlu dilakukan jika kamu tengah terjebak di sana. Selalu ingat ini, kamu berhak mendapat cinta yang sehat.
Lewat buku inilah Esthy secara rinci merekam hari-hari yang dilewatinya bersama Ken dan Uma. Tentang bagaimana khususnya Uma bertumbuh menjadi anak yang sangat bisa diandalkan dan pengertian.
Candrasangkala dalam buku ini menguraikan betapa sebuah hubungan bisa berkaitan erat dengan banyak nilai dalam kehidupan: kemanusiaan, toleransi, perjuangan, dan solidaritas. Dituliskan dengan sangat puitis, buku ini sukses membawa ke hadapan Anda perspektif lain tentang cinta dan kehidupan.
Tori membahas semua hal tentang childfree: penyebab, pengaruh, dan argumen berdasarkan kisah orang-orang yang telah mantap memilihnya, juga kisah dirinya sendiri. Childfree & Happy adalah sebuah buku yang akan membuka mata kamu, jika saja kamu siap melihat kehidupan dari warna berbeda.
Kumpulan esai Mahfud Ikhwan ini membuktikan ilham bisa datang dari mana saja. Dari ayam, dapur, bonsai, jendela—nyaris apa pun, termasuk di dalamnya dari upaya yang hampir putus asa mencari ide itu sendiri.
Buku ini adalah sebentuk keberanian untuk membicarakan sisi pernikahan yang paling banyak dihindari. Ditulis oleh seorang divorcee muda sekaligus single parent yang memutuskan bercerai di usia relatif muda, 25 tahun. Berdasarkan peristiwa hidup yang telah ia lalui, dalam satu subbab tersendiri, Virly menekankan pentingnya pre-marriage talk bagi pasangan yang hendak menikah. Tujuannya jelas, agar setiap orang dapat mempersiapkan pernikahan sebaik mungkin demi bisa menikmati kehidupan pernikahan yang nyaman setelahnya.
Tulisan di buku ini merupakan bagian dari komunikasi terapeutik yang selama ini di praktikkan oleh penulisnya, yang berguna untuk membuka pintu pemecahan masalah dan mendorong setiap orang menuju jalan pemulihan. Sebab kita kerap mengalami masalah emosi, tetapi tidak pernah menyadarinya.
Melalui 36 tulisan dalam buku ini, Linda mengajak kita menelusuri dinamika relasi manusia di berbagai wilayah dengan beragam nilai dan sudut pandang.
Peremajaan vagina bukan tradisi asing bagi perempuan Nusantara. Sejak masa kerajaan Hindu-Budha, secara turun-temurun para perempuan diajarkan untuk selalu merawat vaginanya agar peret, keset, sempit, dan wangi menggunakan ratus hingga rempah-rempah olahan lainnya. Zaman berkembang. Pada abad 20 perawatan vagina mulai dikenal secara luas dan populer. Galian Rapet, Galian Singset, Sari Rapet, Rapet Wangi, dan produk-produk sejenis yang dari namanya saja menampakkan citra utama yang ingin dibangun: demi vagina keset dan rapet, demi vagina “ideal”. Dalam kuasa patriarki, upaya-upaya itu lantas hanya ditujukan untuk memberi kepuasan bagi laki-laki sekaligus mengesampingkan seksualitas perempuan.
Buku ini menguraikan kompleksitas laki-laki dalam patriarki serta memberi jalan menuju pembebasan. Untuk menjadi laki-laki baru yang berkomitmen melawan segala bentuk dominasi dan penindasan serta mengutamakan dialog dan kompromi dalam menyelesaikan konflik, juga perbedaan.
Novel Kedung Darma Romansha ini bercerita tentang dunia prostitusi, panggung dangdut, pergaulan para pemabuk dan tukang kelahi. Adegan seks dan kata-kata kasar bertaburan. Namun uniknya, novel ini tidak terkesan vulgar. Saya rasa hal itu terkait dengan nada penulisan dan posisi narator. Narator berada pada posisi netral: dia tidak memberi penilaian moral apa pun, baik dalam arti menghakimi perilaku tertentu, maupun sebaliknya, yaitu merayakan atau membela perilaku yang berada di luar standar moralitas yang menjadi pegangan mayoritas orang Indonesia.
Dalam Yang Tersisa dari yang Tersisa ini Nurhady Sirimorok menyajikan narasi tentang desa yang cukup realistis. Sama halnya dengan kota, ia menggambarkan bahwa desa juga memiliki problemnya sendiri. Mulai dari masalah kesejahteraan sampai pencarian identitas orang-orang muda di desa yang beranjak dewasa. Para penduduk desa pun diceritakan memiliki mekanismenya sendiri untuk memecahkan persoalan yang membelit mereka. Walaupun pada akhirnya tidak semua masalah itu dapat diselesaikan dengan baik juga.
Buku kumpulan puisi Beni Satryo.