Diskon +60% Cek!
Diskon!
Rp88.000 Harga aslinya adalah: Rp88.000.Rp70.400Harga saat ini adalah: Rp70.400.
Rp68.000 Harga aslinya adalah: Rp68.000.Rp34.000Harga saat ini adalah: Rp34.000.
Rp58.000 Harga aslinya adalah: Rp58.000.Rp40.600Harga saat ini adalah: Rp40.600.
Rp58.000 Harga aslinya adalah: Rp58.000.Rp29.000Harga saat ini adalah: Rp29.000.
Rp200.000 Harga aslinya adalah: Rp200.000.Rp120.000Harga saat ini adalah: Rp120.000.
Rp68.000 Harga aslinya adalah: Rp68.000.Rp47.600Harga saat ini adalah: Rp47.600.
Diskon terbaik minggu ini
Kamu dapat pantau diskon mingguan di sini
Super Seto
Merasa Dekat dengan Tuhan Itu Godaan yang Berat
Tidak Apa-Apa Sebab Kita Saling Cinta
Bapak Puisi, Ibu Novel, dan Kami Pembatas Buku
Mengenal Orde Baru
Jangan Pulang Jika Kamu Perempuan
Koleksi buku Fiksi terbitan Buku Mojok
Paket Blind Book 100k dapat 5 Judul
Cukup dengan 100.000, Anda akan dapat 5 eks dari >250 judul terbitan Buku Mojok dan EA Books. Tentu saja buku masih dalam keadaan baik dan tersegel, bukan obral-obral, hehe.
Menanti cinta berjuta rasanya.
Tak ada proses yang sama dalam urusan penantian. Maka, jangan bandingkan perjalanan penantian kita dengan orang lain. Ada yang hanya sebentar menanti, tapi dia berhasil menemukan apa yang dia cari. Ada yang harus menunggu lama hingga nyaris putus asa. Ada pula yang akhirnya bertemu seseorang, tapi rupanya belum tepat. Seseorang yang tepat adalah seseorang yang memiliki tujuan searah denganmu.
Seseorang yang selaras dalam penghambaan kepada Tuhan. Bersamanya, kamu akan merasa semakin berharga karena dia bisa menerimamu apa adanya. Dia akan tetap bersama saat kamu rapuh maupun kuat, di hari gelap maupun terangmu. Buku ini mengajakmu mempersiapkan banyak hal dalam proses menanti, supaya kamu tahu siapa yang tepat untukmu.
Hekate kehilangan ayah, ibu, dan adiknya dalam episode-episode kecil yang menjadi bagian dari riwayat panjang perang antara manusia dan nyamuk. Maka, ia mengambil pekerjaan sebagai awak pembasmi nyamuk—hanya itu yang bisa ia pancangkan sebagai tujuan hidupnya. Namun, pertemuan dengan Panuluh, seorang peneliti nyamuk yang cemerlang, mengubah arah hidupnya. Di mana pun di dunia ini, perempuan yang terlibat dengan pemuda memesona tapi seksis sesungguhnya harus waspada.
Buku ini adalah sebuah perayaan atas kehidupan perempuan. Joanne Shita menulis pandangannya terhadap dunia saat dipenuhi kesulitan yang menyesakkan. Semua sakit hati yang dirasakan manusia layak dibalas dengan kesuksesan. Meski berjalan pelan-pelan, kita pasti dinantikan oleh sesuatu yang bersinar di ujung sana: kebahagiaan.
Kematian di dalam buku ini, bisa bermula, berakhir, dan hanya berdiam di tengah-tengah untuk disadari bersama kehadirannya. Awi Chin merajut cerita-cerita tentang beragam kematian dari orang-orang yang telah ditinggalkan dan akan meninggalkan. Dia seperti ingin mengatakan bahwa kematian adalah sumber mata air yang mengaliri kehidupan. Dia membiarkan ke-16 cerpennya mengalir ke mana pun yang mereka inginkan, namun bermuara pada kepulangan yang paling jujur. Maka dari itu, kita patut merayakannya!
Ia tampak sangat siap untuk melakukan sesuatu yang baginya sungguh mewah: pergi. Benar-benar pergi. Bukan pergi seperti yang dilakukan Ayah sebelum ini. Ia tak paham mengapa Ayah selalu kembali lagi ke pondok itu pada sore hari setelah pergi pada pagi hari. Ia merasa berbeda dengan Ayah. Sekarang ia akan pergi untuk tidak kembali.
Ia pikir, kalau akhirnya kembali lagi ke pondok itu, mengapa ia harus pergi?
Dalam bermain aset, selalu ada kemungkinan baik yang ditunggu sebagian orang, yaitu harga menanjak ke arah Bullish. Namun, jika yang terjadi adalah sebaliknya, kita tidak pernah tahu sampai mana harga aset kita akan turun. Di hadapan grafik yang membentuk bearish, akhiri saja sampai di mana batas toleransimu terhadap kerugian. Redira Kenzi memahami betul prinsip tersebut. Untuk itulah, ia rela membuka lagi luka lamanya demi mencari tahu alasan kematian kakak semata wayangnya.
Buku ini berisi cerita-cerita yang ditulis berdasarkan pengalaman dan hasil kontemplasi pribadi dari penulis. Ingin menjadikan semua cerita ini lebih dari sekadar cerita maka disusunlah keseluruhan cerita tersebut dalam satu kesatuan yang utuh, lengkap dengan visualisasinya.
17 cerita pendek dalam buku ini menyajikan penjelajahan atas keberagaman tersebut dengan pendekatan yang kaya. Para penulis buku ini berasal dari berbagai latar belakang, seperti novelis, aktivis Queer, penerjemah, peneliti, dosen, guru, karyawan swasta, sineas, praktisi yoga, dan mahasiswa pasca sarjana. Mereka menulis ragam cerita mengangkat isu gender dan seksualitas-yang mencakup, tetapi tidak terbatas pada-lesbian, biseksual, gay, dan transgender (LGBT), melainkan juga pelbagai kemungkinan relasi identitas, dan keberadaan diri yang melampaui label-label tersebut.
Penulis novel ini, mencoba merekam segala situasi dari berbagai sudut, terutama dari sisi psikologis, tanpa tendensi untuk menjadikan novel ini sebagai kisah tentang keajaiban. Namun di sisi lain, kita akan diajak untuk menyelami setiap peristiwa sepakbola, dengan pendekatan dan cita rasa yang berbeda.
Berkenalanlah dengan mitos, sejarah, hingga tradisi Banten/Jawa Barat yang direkonstruksi dalam setiap cerpen di buku ini. Bertualanglah dalam kisah-kisah lampau dan terkini yang seluruhnya abadi dalam kata-kata.
Jika manusia menetap di beberapa tempat di bumi, lalu di mana Para Jin tinggal? Jin juga menyembah Tuhan. Tidak tahu ada berapa agama di sana. Dan, pastilah ada Iblis yang kabarnya dulu malaikat, kemudian berontak dan tidak lagi percaya kepada Tuhan. Iblis beranak-pinak dan jadi setan, akan disebut dengan nama lain, yang sangat berbeda, disesuaikan berdasarkan lokasi masing-masing daerah dan negri.
Dalam debutnya ini, Asri Pratiwi Wulandari menyajikan 11 cerita tentang para penghuni Gang Mawar yang misterius dan kelam, dengan sisa-sisa harapan yang terus bertumbuh. Sebuah semesta kecil yang begitu kompleks. Kompleksitas ceritanya menusuk persis di jantung tatanan hidup yang sudah sangat cis-heteropatriarkis.
Bapak Puisi, Ibu Novel, dan Kami Pembatas Buku
Ibnu Wicaksono dalam buku pertamanya ini menulis cerita-cerita yang jika dibaca dengan teliti membawa isu yang besar, tapi diceritakan dengan bahasa yang lugas dan penuh perenungan. Buku ini berisi 13 cerpen.
Jangan Pulang Jika Kamu Perempuan
Riyana Rizki memulai debutnya dengan menyajikan 12 cerita pendek terpilih yang bertalian kuat dengan beragam dongeng, legenda, ataupun cerita rakyat. Cerita-cerita tersebut jauh dari janji happily ever after (bahagia selama-lamanya). Justru sebaliknya, sebagian besar menyimpan amarah, luka, dan perlawanan.
Bersama Sissy, Adrian, Firman, dan Yoga, hidup Jaya jadi lebih berwarna. Kalau tadinya dia cuma dikenal sebagai cowok baik-baik, kali ini dia bisa punya persona lain: cowok baik-baik yang sedang pelan-pelan memahami dirinya sendiri.
Cerita-cerita pendek dalam buku ini menggambarkan betapa banyaknya manusia modern harus menjalani kehidupan penuh rahasia dan kepalsuan. Rahasia-rahasia itu dapat disimpan di mana saja, kebohongan-kebohongan itu dapat terjadi di mana saja, dapat dilakukan oleh siapa saja, tak terkecuali orang-orang terdekat kita. Lantas, bagaimana jika kebohongan itu sengaja kita ciptakan sendiri untuk bertahan di bawah tekanan? Bagaimana jika rahasia itu selamanya akan tetap menjadi rahasia?
Yang Ditulis Usai Berpisah
Buku ini berisi surat-surat yang ditulis untuk mantan kekasih, buku terbaru Arman Dhani ini mengajarkan kita bahwa emosi manusia seluruhnya adalah valid dan patut didengar. Kita mungkin merasa ingin menolak kenyataan, marah, atau menyalahkan diri sendiri, dan itu bukan hal yang tabu. Seluruhnya perlu waktu dan kekuatan hingga kita berhasil berjalan melaluinya.
Candrasangkala dalam buku ini menguraikan betapa sebuah hubungan bisa berkaitan erat dengan banyak nilai dalam kehidupan: kemanusiaan, toleransi, perjuangan, dan solidaritas. Dituliskan dengan sangat puitis, buku ini sukses membawa ke hadapan Anda perspektif lain tentang cinta dan kehidupan.
Novel Kedung Darma Romansha ini bercerita tentang dunia prostitusi, panggung dangdut, pergaulan para pemabuk dan tukang kelahi. Adegan seks dan kata-kata kasar bertaburan. Namun uniknya, novel ini tidak terkesan vulgar. Saya rasa hal itu terkait dengan nada penulisan dan posisi narator. Narator berada pada posisi netral: dia tidak memberi penilaian moral apa pun, baik dalam arti menghakimi perilaku tertentu, maupun sebaliknya, yaitu merayakan atau membela perilaku yang berada di luar standar moralitas yang menjadi pegangan mayoritas orang Indonesia.