Diskon +60% Cek!
Diskon terbaik minggu ini
Kamu dapat pantau diskon mingguan di sini
Bundling Merdeka dari Stigma Menstuasi
Bundling Sirkus Pernikahan
PAKET BLIND BOOK 100k 5 Judul
Dongeng Negeri Bola
Merasa Dekat dengan Tuhan Itu Godaan yang Berat
Bapak Puisi, Ibu Novel, dan Kami Pembatas Buku
Bundling Merdeka dari Stigma Menstuasi
Tentukan Paketmu Sendiri. Bebas Pilih 2 Buku
Paket dewasa dan merdeka bersama Buku Mojok. Daftar buku yang bisa kamu pilih. Tentukan dua buku dan tulis di catatan pemesanan untuk segera dikirimkan.1 | Ambivert |
2 | Forgiving the Unfogivable |
3 | Kehidupan Jam 5 Sore |
4 | Kepergian Kedua |
5 | Lemon Cake |
6 | Romansa Sudah Mati |
7 | Rumah Ini Tak Lagi Sama |
8 | Sebelum Harimu Bersamanya |
9 | Semua Lelah yang Perlu Kita Rasakan |
10 | Si Kecil yang Terluka dalam Tubuh Orang Dewasa |
11 | Sirkus Pernikahan |
12 | Tentang yang Tak Dapat Kuucapkan |
13 | Yang Rapuh Bisa Bertumbuh |
Bundling Sirkus Pernikahan
PAKET BLIND BOOK 100k 5 Judul
Bertahun-tahun lamanya kita ditanamkan persepsi bahwa kontrasepsi adalah urusan dan tanggung jawab perempuan. Selain itu, ada banyak kesalahpahaman lain yang membuat akses pengetahuan tentang kontrasepsi berikut tata cara penggunaannya, tidak banyak diketahui masyarakat umum.
Lewat buku ini, Sandra Suyadana dan Miranda Malonka, dua dokter dari komunitas Dokter Tanpa Stigma, mengurai persoalan pelik yang menyelimuti kontrasepsi. Persoalan yang tidak saja mengakar pada ranah kultural, tapi juga secara struktural.
Setiap orang harus bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri, akan tetapi dalam hal bereproduksi dibutuhkan dua orang, laki-laki dan perempuan sebagai pasangan. Maka, sudah sewajarnya tanggung jawab berkontrasepsi juga secara seimbang diambil oleh kedua pihak ini. Bila ada salah satu yang mengambil beban tanggung jawab lebih besar, mulai dari memikirkan, mempertimbangkan, mengakses, menggunakan, bahkan membayar, berarti ada ketimpangan di dalam hubungan tersebut. Itulah kenapa laki-laki dan perempuan dengan lapisan identitasnya yang kompleks, harus mendapatkan paparan pengetahuan yang sama tentang kontrasepsi maupun fasilitas infrastuktur untuk dapat menggunakannya dengan tepat.
Saat patah hati aku tidak punya banyak waktu untuk merenung dan melegakan diri sendiri, terutama karena itu terjadi saat aku berstatus sebagai seorang pekerja. Tidak ada waktu untuk memberi tahu diriku sendiri bahwa duka ini cuma sementara. Tidak ada lagi mata yang basah oleh air mata karena kebanyakan berubah menjadi keringat saat dikejar tenggat waktu.
Pekerjaan seperti dua sisi kehidupan. Ia membantu kita bertumbuh, pun membuat kita ingin berhenti sejenak demi ketenangan hati. Masalahnya, tidak semua hal bisa diberi jeda. Waktu selalu berjalan. Dengan begitu cuti patah hati yang tak kita terima akhirnya berganti dengan aktivitas bekerja yang biasa, yang menuntut kita segera pulih dalam semalam.