-
Good Boys Doing Feminism: Maskulinitas dan Masa Depan Laki-Laki Baru
Buku ini menguraikan kompleksitas laki-laki dalam patriarki serta memberi jalan menuju pembebasan. Untuk menjadi laki-laki baru yang berkomitmen melawan segala bentuk dominasi dan penindasan serta mengutamakan dialog dan kompromi dalam menyelesaikan konflik, juga perbedaan.
-
Yang Tersisa dari yang Tersisa
Dalam Yang Tersisa dari yang Tersisa ini Nurhady Sirimorok menyajikan narasi tentang desa yang cukup realistis. Sama halnya dengan kota, ia menggambarkan bahwa desa juga memiliki problemnya sendiri. Mulai dari masalah kesejahteraan sampai pencarian identitas orang-orang muda di desa yang beranjak dewasa. Para penduduk desa pun diceritakan memiliki mekanismenya sendiri untuk memecahkan persoalan yang membelit mereka. Walaupun pada akhirnya tidak semua masalah itu dapat diselesaikan dengan baik juga.
-
Telembuk: Dangdut dan Kisah Cinta yang Keparat
Novel Kedung Darma Romansha ini bercerita tentang dunia prostitusi, panggung dangdut, pergaulan para pemabuk dan tukang kelahi. Adegan seks dan kata-kata kasar bertaburan. Namun uniknya, novel ini tidak terkesan vulgar. Saya rasa hal itu terkait dengan nada penulisan dan posisi narator. Narator berada pada posisi netral: dia tidak memberi penilaian moral apa pun, baik dalam arti menghakimi perilaku tertentu, maupun sebaliknya, yaitu merayakan atau membela perilaku yang berada di luar standar moralitas yang menjadi pegangan mayoritas orang Indonesia.
-
Bapak Puisi, Ibu Novel, dan Kami Pembatas Buku
Ibnu Wicaksono dalam buku pertamanya ini menulis cerita-cerita yang jika dibaca dengan teliti membawa isu yang besar, tapi diceritakan dengan bahasa yang lugas dan penuh perenungan. Buku ini berisi 13 cerpen.
-
Tragedi di Halaman Belakang
Ditulis dengan pendekatan antropologi yang meyakinkan, buku ini tidak hanya menampilkan kisah kekerasan Sulawesi, tetapi juga jiwa manusia yang redup usai melewati babak panjang kekerasan. Meski demikian, mereka masih dapat menertawakannya.
-
Ada Serigala Betina dalam Diri Setiap Perempuan
Buku ini adalah perpaduan teori psikologi dan feminisme dengan hasil penyelidikan diri, dari mereka yang telah mempercayakan kisah hidupnya kepada saya, dan juga dari diri saya sendiri.Ya, psikolog yang bukunya tengah kamu baca ini adalah dia yang juga pernah menjadi perempuan naif, yang pernah punya kompleks, yang pernah terkungkung dalam nilai-nilai patriarkis.
-
Pendidikan Jasmani dan Kesunyian
Sepasang linu beranak pinak di punggungku, menjadi semut-semut di persendian waktu. Ngilu.
Lalu, seseorang mengajariku senam sendu. “Gerakannya bisa mengendurkan otot-otot rindu”, ujarnya.
“Sekalian mengencangkan air matamu”.
-
Bagaimana Cara Mengatakan “Tidak”?
Aku tidak terlalu suka setiap kali pipiku dicium oleh Papa, Mama, atau Oma. Rasanya lengket dan basah. Dan betapa mengerikan jika harus mengalami hal itu di bibir, berkali-kali, oleh orang yang tidak kamu kenal, lalu tiba-tiba mati, pikirku saat itu.
-
Sekar: Bunga Rampai Puisi Rindu
Dari tepian air mata, aku mengintipmu tak sengaja. Di permulaan tetesnya, kamu menadahnya dengan tawa. ASU.
-
Eminus Dolere: Panduan Mempersiapkan Perpisahan
50 keping fragmen yang ditulis Arman Dhani dalam buku ini adalah refleksi dari sebuah hubungan yang rumit sekaligus membahagiakan. Namun, cepat atau lambat, perpisahan itu pun datang pada akhirnya. Membuatnya menderita dari tempat yang jauh, eminus dolere. Sebelum terlampau menyesakkan, buku ini menawarkan sebuah jalan untuk mempersiapkan diri menuju perpisahan itu.
-
Aleppo
Buku kumpulan tulisan Rusdi Mathari. Membaca tulisan Cak Rusdi dalam kumpulan ini berarti membaca sosoknya. Bagaimana tingkahnya saat ia muda, keras kepalanya saat menjadi wartawan, hingga bagaimana ia ketika menjadi sosok suami sekaligus ayah.