-
Ruam Genggam
Kekuatan Judith dalam menuliskan kalimat-kalimat yang liris, membuat Ruam Genggam memiliki kekuatan tersedniri bagi siapapun yang membacanya. Bahwa harus ada perenungan dalam setiap pengalaman manusia. Termasuk di dalamnya pengalaman mengenal dan menebar cinta kepada siapa saja.
-
Rab(b)i
Dari pelacur sampai santri menjadi tokoh-tokoh yang muncul dalam buku terbaru Kedung Darma Romansha ini. Tentunya tetap dibalut dengan nuansa dangdut khas Kedung seperti pada novel-novel dia sebelumnya. Dalam Rab(b)i kedung mencoba bermain dengan gaya penulisan barunya tapi tokoh-tokoh yang muncul adalah tokoh-tokoh yang sudah ada dalam dwilogi Telembuknya. Jadi bisa dibilang bahwa dengan munculnya Rab(b)i, Kedung memastikan dirinya sudah menulis trilogi Telembuk
-
Laki-Laki Memang Tidak Menangis, Tapi Hatinya Berdarah, Dik
Buku ini berisi kumpulan prosa pendek dari Almarhum Rusdi Mathari yang sempat dikirim ke Buku Mojok dan belum sempat dibukukan. Membaca buku ini seperti menyelami sisi lain Cak Rusdi. Melankolis, lembut dan begitu landai jika dibaca. Seperti seorang remaja yang sedang kasmaran pada cinta pertamanya, Cak Rusdi menulis prosa dalam buku ini.
-
Ambivert
Buku ini menceritakan tentang kehidupan seorang perempuan menghadapi masa Quarter Life Crisis (QLC). QLC akan dialami di awal umur dua puluhan hingga pertengahan tiga puluhan. Seperti tokoh aku dalam buku ini yang harus melewati banyak dilema dalam hidupnya.
-
Sampah di Laut, Meira
Novel ini bercerita tentang Cola, satu-satunya sampah berpengetahuan luas. Dia ditakdirkan menjalani petualangan panjang selepas keluar dari lemari pendingin dan dibuang begitu saja oleh peminumnya. Banyak pertemuan sekaligus perpisahan yang dia lalui selama melakukan pengembaraan seorang diri tanpa tujuan, tanpa kehendak bebas pergi ke mana pun yang dia inginkan.
-
Iblis dan Pengelana
Iblis dan pengelana bukanlah kata-kata yang disusun agar nikmat diucapkan sebagai kalimat, melainkan lebih seperti sebuah peringatan bahwa jangan pernah main-main dengan apa yang disebut perasaan, haram apabila menghidupinya dengan setengah-setengah.
-
Bukan Sekadar Cinta
Buku ini adalah prosa naratif yang menceritakan Perjalanan kehidupan seorang perempuan. Banyak sekali kenyataan pahit yang harus dia lewati, mulai dari kekerasan dalam berpacaran, perundungan, sampai kehidupan keluarga yang berantakan. Berbagai kenyataan pahit itu membuat si perempuan tidak lagi mempercayai hubungan baik antar manusia, sampai akhirnya dia menciptakan bayangan seorang pasangan yang sempurna umtuknya sendiri.
-
Manusia-Manusia Teluk
Doha dan Ruda bertahan hidup tidak saja dari ancaman perampasan wilayah, tapi juga dari trauma dan gagasan- gagasan tentang kemerdekaan diri yang seolah-olah semakin sulit dimiliki.
-
Kepergian Kedua
Kisah cinta di masa apapun tentulah mengandung kerumitan yang seringkali terasa kekal.
-
Seikat Kisah Tentang yang Bohong
Sedikit pengetahuan seakan menjadi cermin yang menunjukkan bahwa dirimu tak sempurna, tak terlalu berarti. Sedikit pengetahuan adalah masa depan menyedihkan yang secara paksa dibocorkan kepadamu.
-
Mereka yang Tidak Berbahagia
Hubungan antara manusia dan manusia lain yang baru saja kenal malah jadi kian memusingkan. Kepala mereka dijejali dengan prasangka-prasangka yang tak perlu dan gengsi mereka kelewat tinggi. Ketidakpastian adalah kata yang tepat buat menggambarkan interaksi di antara mereka.
-
Bakat Menggonggong
Rik, temanku, adalah penulis yang bagus dan manusia yang baik tetapi tolol. Ia adalah penulis yang bagus dan manusia yang baik tetapi tolol dan akhirnya mati karena paru-parunya berair. Ia adalah penulis yang bagus dan manusia yang baik tetapi tolol dan akhirnya mati karena paru-parunya berair, dua tahun lebih cepat daripada perkiraanku. Ia adalah penulis yang bagus dan manusia yang baik tetapi tolol dan akhirnya mati karena paru-parunya berair, dua tahun lebih cepat daripada perkiraanku, tanpa pernah dipedulikan orang. – Kisah Sedih Kontemporer
Dalam kumpulan cerita pendek pertamanya ini, Dea Anugrah mempekerjakan seorang juru kisah yang cerewet, sok tahu, sinis, dan kadang tak patut dipercaya. Sang narator membingkai pelbagai momen dalam hidup, mulai dari masalah rumah tangga hingga situasi hidup-mati dalam perang, dan mengizinkan pembaca ikut menyaksikannya. Ada kesan bahwa ia menggunakan bermacam-macam teknik penceritaan hanya untuk menyenangkan dirinya sendiri. Ia tidak berusaha kelewat keras buat menjerat pembaca, namun karena itu suaranya justru jadi memikat.